Jumat, 19 November 2010

MIYABI - SAMA VITALNYA BEDA PENYAJIANNYA

Berawal dari pembicaraan ringan disela-sela waktu kerja dengan beberapa rekan sejawat dikantor yang sedang demam tokoh Miyabi, gadis berdarah belasteran Jepang, Canada, dan Prancis yang sukses digandrungi para lelaki di Jepang dan di beberapa Negara ASIA lainnya, dikarenakan kecantikan dan originalitasnya.

Selama pembicaraan berlangsung saya sempat berpikir bahwa Miyabi itu produk makanan ringan Jepang seperti kacang garuda versi Jepang atau tokoh kartun Jepang, akan tetapi ternyata dugaan saya itu salah kaprah dan benar2x jauh menyimpang ketika saya mencoba mengkonfirmasikan dengan rekan sejawat saya. Mereka tertawa geli dengan keluguan (terjemahan Naif) saya ini dan mencoba menjelaskan siapakan sebenarnya sosok Miyabi lengkap dengan situs2x yang bisa menerangkan.

Maria Ozawa aka Miyabi adalah artis film porno asal Jepang yang sukses mengikuti jejak seniornya (Asia Carera) yang telah pensiun dari dunia film porno. Maria Ozawa kini menjadi artis paling dicari dan terpopuler diantara artis – artis porno lainnya di Asia.

Miyabi di lahirkan di Hokkaido, Jepang pada 8 Januari 1986, tinggi badan 1.62 meter dan berat 48 kg. Dengan sosok wajah yang terlihat ayu, polos dan lugu kekanak-kanakan. Beda dengan wajah artis bintang – bintang porno dari belahan benua Eropa atau Amerika

Di usia 13 tahun, wanita pencinta warna Pink ini telah mendapatkan pengalaman seks pertamanya. Saat itu dia melakukan hubungan seks dengan sang pacar pertama yang 4 tahun lebih tua darinya. Dari blog pribadinya diketahui di usia 19 tahun, Maria Ozawa telah melakukan dengan 6 pria, empat diantaranya adalah sang pacar. Di usia itu, Maria Ozawa telah menguasai 48 posisi sex yang dia pelajari dari majalah porno yang dibelinya sendiri. (dikutip dari situs Wikipedia)

Seiring dengan bertambahnya pengetahuan saya tentang sosok Miyabi, bertambah pula rasa keinginan tahu saya untuk tahu lebih dalam, faktor apa yang menyebabkan sosok Miyabi yang jauh sekali dari kesan artis bintang porno menjadi begitu terkenal dikalangan lelaki? Kemudian saya mencoba menelusuri dan mengamati situs2x milik Miyabi yang secara tidak langsung berkaitan erat dengan situs porno Jepang lainnya termasuk didalamnya situs porno Eropa dan Amerika.

Bermodalkan kekuatan mental, iman (membaca bismilah 3x), rasa ingin tahu saya yang tinggi, earphone (malu kalau kedengaran suara backsound filmnya) dan waktu luang di jumat malam, saya memberanikan diri untuk mengadakan penelitian ringan selama 2 jam dengan 10 sampling film durasi 2-4 menit dari berbagai produksi diinternet (3 film Amerika, 3 film Eropa, 2 film Jepang dan 2 film China). Dari 10 Sampling film saya membagi menjadi 2 katagori (karena kemiripan karakteristik fisik dan budaya) AMERIKA (mewakili Eropa) VS JEPANG (mewakili Asia), saya berkesimpulan:

• Untuk publik Amerika (Eropa), motto; “size does matter” berlaku mutlak atau berbanding lurus bagi wanita maupun laki-lakinya, oleh karena itu para wanita/ laki-laki atau artis/aktor bintang porno Amerika (Eropa) berlomba-lomba untuk membesarkan “ukuran vitalnya” menjadi sesuatu yang fenomenal. Sedang beda penerapanya bagi kebutuhan wanita/laki-laki atau artis/aktor Asia yang menyatakan”small is beautiful” semakin terlihat natural, semakin indah, mungkin ini ada hubunganya dengan karakteristik fisik orang Asia yang petite.

• Dalam masalah tehnik penyuguhan film, publik Amerika (Eropa) menikmati “bare it all” sedangkan publik Asia lebih memilih “hidden treasure or hide and seek”(artinya si aktor dan artis masih mengunakan sehelai kain) ini mungkin ada hubungannya dengan fantasi laki – laki Asia yang ingin penjadi explorer atau seorang petualang, sementara untuk laki – laki Amerika (Eropa) kegiatan atau menjadi explorer sudah mereka lakukan secara nyata, dengan ber-travelling keliling dunia.

• Pada produksi film-film porno Amerika dan Eropa, saya mengamati mereka menerapkan azas kesetaraan gender, kedua belah pihak (aktor dan artis) berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Sementara di film – film porno Asia, laki-laki memegang peranan yang dominan atau lebih aktif, sedangkan wanita hanya sebagai objek penerima/penderita. Ini dikarenakan erat kaitanya dengan masih kuatnya tradisi patriarki di Asia.
Dari sisi ini mungkin bisa dijadikan masukan untuk produksi terbaru film-film porno Asia dimasa yang akan datang untuk dapat dimunculkan azas kesetaraan gender, yang mungkin dapat menciptakan pangsa pasar baru di Asia.

• Poin diatas juga berhubungan dengan penilaian akting/mimik atau ekspresi wajah dan suara (sounds) aktor dan artisnya, dimana film porno Amerika (Eropa) terlihat artis dan aktor lebih bisa berekspresi bebas dan liar dengan bantuan dialog atau suara2x yang inovatif yang mendukung keberadaan film, seperti; oh yes, oh no, go fast dll. Untuk produksi film porno Asia terlihat lebih sunyi layaknya film bisu tahun 20-an milik Charlie Chaplin, dan kalaupun adanya mimik/suara terlihat sangat kontradiksi dengan dengan kegiatan yang sedang berlangsung, terutama bagi artisnya seperti mimik ketakutan, rintihan kesakitan, atau suara tawa ringan layaknya anak – anak.

• Hal lain, produksi film porno Asia lebih menyukai adanya alur cerita atau “prolog or go around the bushes before making point” sementara produksi Amerika (Eropa) seperti kelayaknya tradisi / budaya Amerika (Eropa) mereka langsung,”straight to the point and get down to the business!!!!”

• Untuk tampilan karakteristik wajah pemain artis/aktor, film-film porno Amerika (Eropa) lebih memilih wajah-wajah dewasa yang sudah terlihat matang, gahar dan sudah siap, karena di anggap lebih berpengalaman dalam teknik dan konfigurasi posisi. Ini kebalikan dengan film porno Asia yang memilih wajah2x adolescent - innocent terlihat masih sangat muda belia terkadang seperti baru akil balik dan secara teknik masih hijau. Ini ada hubungannya dengan mitos kesucian yang dapat meningkatkan keperkasaan laki-laki dan hal ini pulalah yang menyebabkan Miyabi sukses memenuhi fantasi para lelaki Asia dan sekitarnya.

Sebagai seorang pengamat, saya tidak dapat memutuskan mana yang lebih bagus atau baik, film porno produksi Asia atau Amerika (Eropa), ini kembali lagi dengan kebutuhan dan selera penikmat film-film porno masing - masing - you know what turns you on, don’t you guys? ... Seperti instruksi bapak presiden!!! apapun pilihannya ... Lanjutkan!!!

Sebagai catatan: Kesimpulan diatas masih merupakan wacana dan belum dapat dijadikan suatu acuan data yang akurat, mengutip ucapan rekan sejawat saya, “harus dibuat jurnal akademik terlebih dahulu, supaya dapat dipertanggungjawabkan“.

Saya berharap Durex tertarik untuk mengadakan survey lebih mendalam dan mungkin menggunakan jasa bantuan saya untuk menulis.

Tentang penulis:
Seorang awam yang mencoba untuk alih profesi menjadi kritikus bintang/film porno, atau jadi bintangnya! HUAHUHAHUAHUAKKKK.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar