Jumat, 19 November 2010

BARRY OH BARRY

Paska pulang kampungnya Barry, nama panggilan kecil Barrak Husein Obama, Presiden USA ke Indonesia yang hanya berdurasi berdurasi 22 jam meninggalkan begitu banyak kesan – kesan dan cerita – cerita yang menarik untuk diberitakan.

Mulai dari kehebohan masyarakat Indonesia yang mengagumi kendaraan yang digunakan oleh rombongan Obama selama kunjungan; Air force One dan mobil anti peluru bermerk Cadilac yang diberi nama “the Beast”, hingga kehebohan para persatuan pedagang bakso, sate dan nasi goreng yang saling bersaing ketat untuk dapat menyajikan makanan kesukaan Barry di perjamuan makan malam Istana.

Belum lagi pembahasan mengenai busana yang dikenakan oleh Ibu Negara, Michelle Obama di beberapa acara infotaimen dan berita kontroversial Menkominfo, yang dikutip dalam jejaring sosialnya mengaku terpaksa menyalami Michelle Obama walaupun bukan muhrimnya.

Akan tetapi dari semua kisah yang telah diberitakan, ada beberapa kejadian yang luput dari pemberitaan. Salah satunya adalah nasip para pekerja malam yang biasa beroperasi di sebuah klab malam di hotel tempat rombongan Obama menginap yang terpaksa diliburkan selama 2 hari dengan alasan keamanan.

Penutup sementara selama ini bukan hanya mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan atas penjualan minuman dan makanan kecil hotel akan tetapi juga berpengaruh pada ketidak nyamanan para pelanggan setia klab dan pendapatan para pekerja malam yang beroperasi diklab tersebut.

Untuk mengantisipasi hal tersebut pihak managemen hotel tempat Obama menginap mengadakan kerjasama dengan hotel berbintang dibilangan Senayan yang memiliki klab serupa, untuk memindah sementarakan daerah operasi para pekerja malam selama 2 hari.

Sebagai sosialisasi pihak managemen hotel tempat Obama menginap mengirimkan informasi melalui mailing list dan jejaring sosial lainnya sambil meletakan selebaran di car call, guess relation desk and lobby hotel.

Dari hasil wawancara dengan Tamara (bukan nama sesungguhnya) salah satu pekerja malam yang terpaksa hiijrah ke klab di hotel tetangga mengaku mengalami kerugian sekitar 1,5 juta akibat penutupan sementara ini.

“kebayang to mbak kita harus extra kerja keras secara numpang gitu loh, mana saingan jadi bertambah, belum lagi dipotong ama preman klab tetangga ... jadi kecil hasilnya” kata Tamara.

Kami juga berhasil mewawancarain salah satu pelanggan setia klab malam yang kebetulan terhalang oleh secret service di bagian lobby hotel tempat Obama menginap. Inilah hasil kutipan wawancara kami dengan Pierre yang berasal dari prancis dalam keadaan emosi: "this is really unbelievable ridicules!!! Where should I go now?...” Oh rupanya bapak Pierre belum mendapat selebaran informasi yang disediakan pihak managemen hotel.

Keluhan kesah para pekerja malam yang berjumlah sekitar 200 orang ini rupanya ditanggapi secara positif oleh pihak kedutaan USA, dimana Barry sangat mempercayain pentingnya pembangunan perekonomian kerakyatan.

Juru bicara kedutaan USA berjanji untuk mengadakan projek livelihood bagi para pekerja malam dan membayar ganti rugi 2 hari penutupan klab malam dengan memberikan perdiem kepada para pekerja malam tersebut.

Ternyata pulang kampungnya Barry bukan hanya membawa kesan tapi juga membawa berkah bagi para pekerja kerja malam yang bukan hanya mendapat liburan gratis yang dibayarkan tetapi juga kemungkinan alih profesi dengan program livelihood yang dijanjikan oleh kedutaan USA.

Narasumber adalah seorang pengamat sosial yang ke AURAT annya sudah dapat dibuktikan =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar